Bab 86. Sudah Saatnya

1193 Kata

Ruangan bawah tanah itu riuh. Suara tembakan bersahutan dengan suara ledakan. Peluru melesat dari senjata yang mereka pegang, menghantam kulit, daging, bahkan tulang. Sesekali menghantam perabotan atau dinding, meleset dari sasaran. Pada akhirnya, anak buah Satya terpojok. Mereka kalah pengalaman. Tim yang dipimpin Hans berhasil menguasai keadaan. Masing-masing dari mereka meringkus para bodyguard, seorang polisi membebaskan Arista dan Wati, sementara Hans telah berhasil memborgol Satya yang hampir kabur. Wati menangis, menjerit-jerit, berterima kasih pada polisi. Arista terdiam mematung, terlalu kaget sekaligus bersyukur. Ia hanya bisa menelan ludah melihat semua kekacauan di depan matanya. Hans berjalan menggiring Satya naik, melewati Arista dan Wati. “Bawa mereka ke kantor polisi. K

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN