Seorang pria tampak menggenggam kotak warna coklat di tangannya dengan pandangan ragu. Ia tahu kalau dirinya menyebarkan aib ini, akan ada banyak kehebohan yang terjadi dan mungkin bisa menjadi lebih parah dari yang ia bayangkan. Ini ibarat seperti melempar bom di tengah kerumunan, ia akan membuatnya hancur dalam sekejap.
"Ini demi kebahagiaan Scarletta. Axelle bukanlah kebahagiaannya dan aku akan membuat ia membenci Axelle walau ini terdengar gila."
Dengan kemantapan hati dia turun dari mobil. Tak lupa pria itu mengenakan masker yang menutupi separuh wajahnya sambil terus melangkah ke depan pagar besar mansion itu.
Seseorang yang tampaknya penjaga tempat ini lantas menghentikannya karena sedikit mencurigakan. Ia menjelaskan kalau dirinya seorang kurir yang mengantar paket dan paket tersebut harus langsung sampai ke tangan Tuan besar yang tinggal di mansion ini.
"Jangan berikan kepada siapapun kecuali Tuan besar Grissham. Ini khusus untuknya."
"Anda siapa?"
"Tolong, sampaikan saja paket ini kepada Tuan besar kalian," Jawabnya lalu ia mengeratkan topi di kepalanya sebelum melangkah menjauh dari sana untuk segera pergi.
Ini adalah kali kedua dia melakukan perbuatan tersebut. Pertama kali terjadi beberapa waktu yang lalu, saat ia mengetahui kalau Scarletta dan Axelle terlihat sedang memperbaiki hubungan mereka. Dirinya tahu kalau Axelle bukan tipe laki-laki setia mengingat kalau dulu ia sering main perempuan bahkan tidur dengan dua gadis sekaligus dalam satu malam. Ia tidak ingin membuat Scarletta terluka, jadi ia mengirim bukti kepada Keluarga Grissham soal perempuan yang pernah dihamili, tapi telah digugurkan olehnya. Bukti itu sampai dengan mulus ke tangan Alex Grissham dan yang ia dengar, ayah dari Axelle itu tidak menyetujui pernikahan antara Scarletta dengan Axelle karena alasan yang menurutnya memang benar.
Seorang iblis tidak patut disandingkan dengan seorang malaikat. Axelle terlalu b******n untuk wanita berhati mulia seperti Scarletta dan itu menyebabkan pernikahan mereka tidak dilandasi restu oleh Alex Grissham.
Hari ini ia kembali mengungkap tabir. Kebohongan Axelle akan segera terbongkar dan Scarletta perlahan pasti meninggalkan pria itu karena memang Axelle tidak terlahir untuknya.
"Letta, ini yang terbaik untukmu."
...
Scarletta sedang berada di kamar ketika ia mendengar ponselnya berdering nyaring.
Ia dengan segera meraih benda itu lalu melihat siapa yang menghubunginya siang ini. Napas wanita itu sedikit terhenti saat dengan benar dia membaca nama ayah mertuanya yang tertera.
"Ayah Alex? Kenapa tiba-tiba dia menelepon ku?" Tentu saja Letta terkejut. Pasalnya, sejak pernikahannya dengan Axelle, tak pernah sekalipun ia mendapatkan telepon dari Alex. Betapa mengagetkannya semua ini.
Tanpa banyak berpikir, Letta kemudian menjawab telepon tersebut dengan agak gugup.
"Ha-Halo, Ayah?"
"Scarletta? Apa kau sedang bersama Axelle?"
"Tidak. Axey sedang ada pekerjaan di Paris. Ia pergi kemarin dan mungkin akan pulang beberapa hari lagi. Ada apa, ayah?"
Alex terdiam sejenak di seberang sana. Tampak sedang memikirkan sesuatu yang Letta tidak ketahui. Wanita itu sedikit bingung karena tidak mendengar balasan sang ayah mertua sehingga dia kembali memanggil Alex untuk memastikan.
"Ayah? Apa ada sesuatu?"
"Bisakah kau datang ke mansion ku sekarang? Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini menyangkut urusan antara kau dan Axelle."
Bisa ia rasakan kalau ada sesuatu yang memang salah. Scarletta dengan cepat mengiyakan dan ia akan pergi ke mansion utama sekarang. Wanita itu menyimpan ponselnya ke dalam tas tangan yang sebelumnya telah terisi dengan kotak kado yang hendak ia berikan kepada sang suami. Scarletta tidak pernah meninggalkan kado itu karena ia tidak ingin rencananya hancur dengan kehilangan benda tersebut.
Wanita itu dengan agak buru-buru melangkah keluar rumah sederhananya agar tidak membuat mertuanya menunggu terlalu lama. Ini adalah yang pertama kalinya ia diminta untuk datang ke mansion dan Scarletta tidak ingin mengacaukan hal itu.
Mobil yang ia kendarai melaju dengan kecepatan sedang ke area perumahan orang-orang kaya. Bisa ia lihat di setiap sisi kalau ada mansion-mansion besar yang berdiri gagah. Orang-orang yang tinggal disini sangatlah kaya raya dan Keluarga Grissham adalah satu dari orang terkaya itu. Betapa hebatnya nama Grissham, tapi sayang... Axelle mengacaukan segala kehormatan keluarganya dengan segala sifat b******n yang pria itu punya.
Dulu—saat masih sekolah— Axelle pernah ketahuan meminum minuman keras di sebuah kelab bersama anggota gengnya saat itu. Ia kembali merinding saat mengingat kejadian tersebut. Alex Grissham mendatangi kelab di mana Axelle berada lalu memukul wajahnya cukup kuat. Scarletta tahu karena saat itu Alex meminta dirinya untuk ikut serta sebagai saksi mata.
Bayangkan saja, usia Axelle baru 16 tahun saat itu dan ia sudah mengonsumsi minuman keras di sebuah kelab malam! Siapa yang tidak marah? Sejak saat itu Axelle selalu diikuti oleh dua orang penjaga. Ke manapun ia berada, Alex selalu tahu. Pria itu memang liar, wajar jika Alex sempat tidak menyetujui pernikahan mereka.
Akhirnya mobil yang ia tumpangi berhenti di sebuah mansion besar dengan halaman depan yang luas. Seseorang membukakan pagar itu untuknya dan sedikit memberinya salam hormat.
Scarletta berhenti tepat di depan garasi lalu ia pun turun dari dalam mobil tersebut. Dengan satu tarikan napas, wanita itu melangkah ke dalam rumah tempat di mana Axelle tumbuh untuk menemui ayah mertuanya.
Di dalam sana, dirinya melihat kalau Sarah dan Alex tampak sedang beradu argumen entah tentang apa. Bisa ia lihat kalau ada guratan kekesalan yang timbul di dahi Alex.
"Aku tidak tahan lagi dengan tingkah anak itu! Kenapa dia selalu membuat masalah setiap hari?!"
Sarah memijat kepalanya pelan lalu matanya tanpa sengaja melirik ke depan pintu di mana Scarletta berdiri kebingungan.
"Letta?!" Sarah berlari kecil ke arah menantunya tersebut lalu dengan erat dia memeluk tubuh sang menantu.
"Maafkan kami, Letta. Seharusnya ini memang tidak terjadi."
Scarletta bisa merasakan air mata Sarah jatuh membasahi pundaknya dan ia semakin dibuat bingung dengan beberapa foto yang tergeletak di atas meja.
"Sebenarnya... Ada apa, Mom?"
Sarah memegang kedua pundak Scarletta sebelum menarik tangan wanita itu untuk duduk di atas sofa.
"Aku memanggilmu kemari karena ada hal yang ingin ku bicarakan. Ini tentang suami b******n mu itu!"
Scarletta mengerutkan keningnya ketika Alex menyebut putranya sendiri sebagai b******n. Pria tua itu meraih tiga foto di atas meja lalu tanpa aba-aba ia menyerahkannya kepada Scarletta.
"Foto ini berhasil diambil seseorang di rumah sakit. Itu jelas sekali Axelle dan..."
Mata Scarletta mulai berair dengan hatinya yang seperti diremas-remas oleh sesuatu yang tajam. Foto itu menunjukkan sesuatu yang benar-benar menyakiti hatinya.
Axelle, suami yang ia percayai tengah memeluk dan berciuman panas dengan wanita lain! Semua itu bahkan terjadi di dalam ruang kerja Axelle sendiri. Betapa itu seperti bom mati untuknya.
Scarletta tahu siapa wanita itu hanya dari sisi sampingnya saja. Itu Caroline, cinta lama Axelle yang kembali hadir menghantui pernikahannya dengan Axelle.
"Siapa perempuan itu, Letta? Apa kau menyembunyikan sesuatu selama ini? Axelle telah lama berselingkuh?" Tanya Alex. Suaranya cukup membuat Letta ketakutan, tapi sebenarnya dia takut karena apa? Scarletta pun baru tahu sekarang. Apa yang sedang terjadi sebenarnya?
"Aku... Aku tidak tahu apapun, Ayah. Axey... Axey tidak mungkin melakukan ini!"
"Seseorang menyampaikan pesan dalam bentuk surat. Ia mengatakan kalau satu bulan yang lalu Axelle mulai berselingkuh. Ia tidur dengan perempuan itu!"
Tangis Scarletta semakin pecah saat ia membaca dengan jelas isi surat yang ditulis oleh seseorang tersebut. Ada tanggal spesifik yang tertera dan itu semakin membuat ia sakit hati.
Axelle melakukannya di malam kencan mereka. Pria itu berselingkuh tanpa tahu kalau Scarletta telah menunggunya di malam dingin yang diiringi hujan deras. Pria itu mengkhianati kepercayaan yang Scarletta bangun untuknya!
"Ti-tidak... Hiks... Hiks... Axey tidak mungkin melakukannya..."
Tangan Scarletta bergetar ketika ia memeluk tubuhnya sendiri. Tangis wanita itu pecah dan Sarah pun langsung memeluk tubuhnya erat. Sarah tahu kalau Scarletta telah menjadi yatim piatu sejak kepindahannya ke New Zealand waktu itu. Jadi sudah bisa dipastikan kalau hanya kepadanya Scarletta mencari perlindungan.
"Aku memilihmu, anakku. Jangan menangis," Sarah mengusap air mata di sudut mata Scarletta sembari mengusap punggungnya pelan. Siapa yang tidak sakit hati ketika melihat suami sendiri ternyata dengan tega mengkhianati cintanya? Ke mana semua ucapan manis yang Axelle katakan padanya?
Alex duduk dengan wajah penuh emosinya. Tidak tahu kenapa Axelle selalu saja berbuat hal yang membuat malu keluarga mereka. Putranya satu itu sangat berbeda dan ia penasaran kenapa Axelle selalu suka membuatnya ingin marah setiap hari? Apa yang membuat anaknya itu menjadi sangat berbeda dengan Aaron dan Alaina?
"Scarletta..."
Letta mengusap matanya lalu ia menoleh ke arah sang ayah mertua.
"A-ada apa, ayah?
"Aku ingin kau bercerai dari Axelle. Jangan teruskan pernikahan tidak sehat kalian."
TBC
A/N : Halo lagi hehe. Wih, Alex mulai tahu kebenaran nih. Jangan sampe ketinggalan ya untuk kisahnya. Klik Love/Follow buat dukung author :)