"Kau hamil?" Mata Scarletta menatap dingin ke arah Caroline dengan segenap perasaan di dalam hatinya. Seharusnya dirinya tak perlu bertanya karena memang sudah bisa dipastikan kalau Caroline benar-benar hamil. Ia tidak perlu merasakan sakit hatinya dua kali karena fakta itu. Caroline hanya mengangguk saja sambil mengusap perutnya. Wanita itu tidak merasakan sakitnya terkhianati seperti yang Scarletta alami dan hal tersebut sangat amat membuat Letta ingin mencekik leher Caroline dengan kedua tangannya. "Jadi kau ingin apa?" "Scarletta, kita sama-sama perempuan dan dari yang kudengar dari ayah mertuamu, kau juga hamil. Kau... Tentu tahu apa yang aku inginkan." Scarletta tak berniat untuk membalas. Wanita itu dengan segera berdiri dan meminta Caroline untuk mengikuti langkahnya kembali k