Zen tidak bergerak melihat tatapan dua orang di kamar itu padanya. Saat itu dia meluncur dari kantor ke rumah sakit tanpa berganti baju. Dia mengenakan setelan normal eksekutif muda kebanyakan; kemeja putih, jas hitam mahal yang ditenteng dengan dasi berwarna biru putih. Ada titik keringat terdapat di balik kerahnya yang terbuka. "Aku Zen," pria itu menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya, lalu melintasi ruangan dan mendekat pada kedua orang di sana. "Apakah Noa tidak mengatakan sesuatu?" Liu linglung. Noa memang mengatakan bahwa seseorang akan datang ke sini untuk mengambil ponselnya. Tapi dia tidak ingat kalau kakaknya sudah menyebutkan namanya. Noa juga sempat berujar, bahwa pria itu adalah orang yang membawanya ke rumah sakit kemarin lalu. "Ah." Liu mengedip. "Noa bilang kau me