Kal akhirnya masuk ke kamar Liu setelah lewat jam satu siang. Senyum di bibirnya tak berhenti merekah saat dia membawa kantung buah itu ke mana-mana dengan perasaan lucu dan gembira. Sebelum membuka pintu, Kal melunturkan senyumnya, dia tidak mau Liu menyadari bahwa dia senang karena perhatiannya. Saat dia membuka pintu, di dalam ternyata Liu sedang duduk dan melamun. Kantung buah itu ditaruh di nakas. Kal akan memainkan sandiwara pacar yang sedang marah lagi. "Zen membawakanmu buah. Perhatian sekali. Apa dia pacarmu?" sindir Kal dengan sengaja. Liu meraih kantung itu untuk melihat isinya. "Zen datang? Di mana dia?" "Kenapa? Kau kecewa karena tidak bertemu dengannya?" "Apa kau sudah makan?" Liu secara hampa mengalihkan topik, dikupasnya satu buah jeruk dengan jari jemarinya yang lenti