Pagi harinya Liu terbangun karena sengatan rasa sakit di dadanya. Kemudian dia merasakan embusan napas hangat di belakang lehernya dan menyadari bahwa Kal sedang tertidur. Tangan pria itu berada di perutnya dalam selimut. Liu menyingkirkan tangan itu secara perlahan dan menuju kamar mandi. Di sana, dia segera menyiram darah kering pada lukanya yang menimbulkan rasa perih. Kulitnya terlihat tidak bagus. Lukanya sudah dibebat rapat dengan perban, namun saat ditekan dengan jari rupanya darah masih merembes di sana. Sebelum pergi melihat semua orang, dia sudah mempersiapkan alasan matang untuk menghindar. Tidak ada yang boleh melihatnya terluka—terutama Kal. Apalagi pria itu masih tertidur dengan posisi yang lucu. Saat tangan Liu bergerak untuk menyentuhnya, dia tiba-tiba menghentikannya d