"Nada. Buka pintunya!" Gibran menggedor pintu, tak biasanya Nada mengunci pintu kamar. Berkali-kali Gibran mencoba memutar gagang pintunya tapi benda itu masih tak bergeser sama sekali. "Nada!" Lelaki itu tahu istrinya pasti bisa mendengarnya, tapi yang menjadi pertanyaan kenapa wanita itu tak juga membukakan pintu. Seketika Gibran menyesali mengapa semua yang ada dalam kehidupannya haruslah dengan kualitas yang terbaik, seperti daun pintu itu misalnya. Gibran jelas tak bisa mendobraknya. "Ya Tuhan, Nada. Apa-apaan dia!" Sampai kering rasanya tenggorokan Gibran meneriaki Nada untuk membuka pintu. Kesal karena terlalu lama menunggu tapi masih tak bisa masuk, Gibran pun mengalah. Ia memilih tidur di kamar anaknya. Lelaki itu berpikir dirinya akan bisa tidur dengan nyaman di sana, te