Rizki membuka pintu apartemen lalu membawa Deva masuk. Dia ajak Deva duduk di sofa. Rizki kembali ke depan untuk membawa tasnya masuk dan dia letakkan di dekat sofa. Pria itu lihat kondisi Deva sedang tidak baik-baik saja. Dia pun segera mengambilkan air minum untuk Deva. “Minum dulu ya, Sayang.” Deva memang merasa haus dan segera menghabiskan air satu gelas itu. “Kamu sudah makan?” Dengan wajah sembabnya, Deva menggeleng. “Badan kamu agak anget. Saya masak dulu sebentar ya.” Rizki kembali ke dapur untuk mencari apa pun yang bisa dia masak untuk Deva makan. Pria itu mengajak Deva bicara lagi. “Kalau pesen makan khawatir kelamaan. Kita lihat ya di lemari saya ada apa yang bisa dimasak. Saya pergi ada kali dua minggu. Jadi, kulkasnya kosong.” Rizki masih memeriksa lemari sampai dia