Deva melirik kantong yang dia bawa pulang. Di dalamnya memang ada no vel yang akan dia baca malam ini. Perempuan itu duduk di sofa di dekat Safina. Dia pun tersenyum. “Oh, ini bacanya buat kapan-kapan lagi, Pak. Kalau sekarang ya fokus sama proposal penelitian.” Deva tidak mau banyak berdebat dengan dosennya itu di hadapan sang mama. Rencananya malam ini tidak boleh batal apa pun yang Rizki katakan padanya. “Iya, Deva, jangan baca no vel dulu, kamu kan katanya mau cepat lulus kuliah.” Safina mengingatkan Deva. Deva tersenyum lagi lalu berkata pada Safina, “Mama tenang aja, no vel ini aku simpan dulu kok. Ini tadi cuma pengen beli aja kok.” Deva menenangkan Safina. “Bagus deh. Kamu harus fokus sama proposal kamu ya. Saya tunggu revisi-an kamu, Deva.” “Iya, Pak. Segera ya, saya lagi