Rizki mengusap air mata yang masih mengalir di kedua pipi Deva. Pria itu merasa kasihan, tetapi tidak bisa berbuat banyak pada istrinya. “Sakit banget ya?” Seandainya bisa, dia ingin menanggung rasa sakit yang dirasakan Deva. Jangan perempuan itu yang tersakiti karenanya. Deva mengangguk. Di bawah selimut yang sama Rizki memeluk tubuh Deva dan mengusap punggungnya. Mereka baru saja menyelesaikan malam pertama yang tertunda selama beberapa hari. Yeay, akhirnya Rizki buka puasa. “Maaf ya, Sayang. Ini juga pertama kalinya buat saya. Saya enggak bisa memperlakukan kamu dengan baik sampai menyakiti kamu, tapi kamu enggak marah kan sama saya?” Rizki minta maaf dengan tulus. “Apa yang bisa saya lakukan supaya rasa sakit kamu berkurang?” Deva pun tidak tahu. Perempuan itu hanya menggeleng.