Malam itu, Deva dan Rizki duduk di ruang tamu, menatap Dafi yang gelisah. Tangannya terkepal erat. “Aku enggak bisa diam aja, Dev,” suara Dafi penuh tekad. “Aku harus ketemu orang tuanya. Aku mau melamar Amel langsung.” Deva dan Rizki saling berpandangan. Mereka tahu Dafi masih mencintai Amelia, tapi keputusan ini berisiko. “Kamu yakin?” tanya Rizki akhirnya. “Mereka udah mutusin perjodohan ini. Gimana kalau mereka tetap menolakmu?” Dafi mengepalkan tangannya. “Aku harus coba. Aku enggak mau nanti nyesel karena enggak ngelakuin apa-apa.” Deva menatap Dafi dengan cemas. “Kamu enggak mau cerita dulu sama Papa dan Mama? Siapa tahu mereka bisa bantu.” Dafi menggeleng cepat, sorot matanya penuh keteguhan. “Enggak, Dev. Ini urusannya antara aku dan orang tua Amel. Aku enggak mau libatkan