“Iya dong, kapan lagi? Sekarang aja sudah malam.” “Oh, masih gampang kok. Ini sih enggak sulit kok, Deva.” Deva tersenyum miring. “Yakin bisa? Pokonya enggak boleh minum sebelum semua browniesnya habis.” “Ok.” Rizki membayangkan brownies yang dibuat Deva itu lembut sehingga dia tidak akan kerepotan saat menelannya. Namun, yang terjadi sebaliknya, belum satu potong Rizki makan brownies buatan Deva, pria itu membutuhkan air minum untuk membantunya menelan brownies. Tiba-tiba Dafi berteriak dari ruang makan. “Deva, mas Rizki kasih minum. Kasian itu makan brownies buatan kamu, seret banget. Makanya aku sama Dafa enggak habisin itu brownies.” Deva hanya tersenyum. “Enggak usah, kata mas Rizki dia bisa makan semua browniesnya tanpa minum kok.” Menghabiskan satu potong aja Rizki mera