Keesokan harinya, Deva sudah sibuk di dapur sejak pagi. Dia ingin menyiapkan masakan istimewa untuk Rizki nanti saat pria itu datang ke apartemennya. Dafi yang menghidu aroma masakan Deva segera ke dapur dan perutnya pun terasa lapar. “Dev, kamu enggak pengen tinggal di sini aja gitu?” tanya Dafi sambil mencomot bakwan goreng yang dimasak oleh Deva. “Duh, kangen banget makan gorengan kayak gini.” “Kalau aku tinggal di sini, kamu sama Dafa yang senang. Aku yang capek. Harus masak tiap hari untuk kalian.” Dafi tertawa. “Ya kamu di rumah ngapain coba? Cuma nungguin masuk kuliah aja, kan?” “Aku masih kursus kali, Daf. Lagian ya aku enggak mau jadi pembantu kalian di sini. Pasti kerjaanku nanti cuma cuciin baju kalian sama masak. Mana enggak dibayar lagi. Dapet capeknya doang.” Dafi t