120:BAHAGIA YANG SEDERHANA

1317 Kata

Ara menghubungi Ditya dan Gyan tadi. Meminta dikirimkan seorang profesional hukum yang akan mewakili Ara dan Nina menuntut Swastika. Dan pengacara keluarga Baskara yang akan menangani, lebih tepatnya langsung bertindak. Nina sudah mundur dari area tarung saat Ara tadi menariknya. Penyerangan sebatas itu masih bisa dianggap membela diri. Namun, jika lebih babak belur lagi, Ara khawatir Nina justru dituntut balik dengan tuduhan membela diri yang berlebihan. “Jadi mau latihan memanah, Sir?” Ara menoleh ke balik punggungnya, mendapati seorang pria yang mungkin tak berbeda jauh usianya dengan Ditya. Pria itu nampak perlente, surainya bahkan masih klimis. Ia mengulurkan tangan pada Ara. “Mr. Baskara mengirimku.” Uluran itu langsung Ara sambut, ia genggam erat. “Bismantara Airlangga.” “E

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN