Dari selepas subuh Nina sudah mulai sibuk. Ia menyiapkan aneka pewarnanya, mencampur beberapa rona untuk mendapatkan pallet baru, memberi pemisah dalam tote bag-nya agar cat yang disapukan tidak tembus ke permukaan satu sama lain. Sementara Ara, menghabiskan satu jamnya di gym hotel. Saat Ara kembali ke kamar mereka, Nina asik menyapukan kuasnya. Headphone terpasang di kepalanya, senandung yang kurang elok mengisi ruang. Nina memang tak sepiawai Ara dalam menyanyi, bahkan salah satu hobinya adalah berdendang diam-diam. Ara mendekat, mendekap Nina di bawah bahu. Saat Nina tersentak, ia justru tergelak. Headphone-nya Nina lepaskan, sementara Ara menyapukan bibir di lekuk leher sang istri. Jangan lupakan kedua tangan Ara yang bergerak nakal. “Araaa,” tegur Nina. “Hmm.” “Sepatunya belum N

