Ponsel yang Ara letakkan di atas meja kerja berdering saat Ara masih tertegun pasca Eri meninggalkan ruangan itu. Ia melangkah, berdiri di sisi meja seraya menatap nama yang muncul di layar gawai, ternyata cintanya yang hendak menyapa. “Nina?” “Ara di mana?” “Di kantor.” “Ara kok bisa berantem sama Bang Eri?” ‘Pasti ada yang ngerekam dan videonya udah nyebar ke mana-mana. Capek banget sih gue hidup di dunia tanpa privasi begini,’ batin Ara. “Nina tanya dia aja. Kayaknya dia mau ngubungin Nina. Dia ke sini untuk nemuin Nina.” “Urusan apa?” “Mau bawa Nina balik ke Amsterdam katanya.” “Hah?” “Nina?” “Hmm?” “Nina masih ingat Kak Ratu?” tanya Ara. Ia harus menceritakan perihal ini. Jika Nina tau dari orang lain, justru sang kekasih akan berang padanya. “Kak Ratu?” “I