Ponsel Ara bergetar. Nama Nina muncul di layarnya, meminta panggilan video. Ara menunjukkan pada Galang, bertanya tanpa suara jikalau ia diperbolehkan menjawab panggilan itu dulu. “Oke! Lo ke ruangan di samping studio ini aja, terima di sana in case lo butuh privasi,” ujar Galang. “Thanks, bro,” sahut Ara seraya mengangguk dan berdiri dari duduknya. “Isi dulu Gail! Buruan sini lho!” Gail malah terkekeh, namun ia tetap menurut. Aji mumpung kan, ada slot untuk tenar kenapa juga tidak dimanfaatkan? Terlebih ia adalah orang di belakang layar yang men-support seni di dunia hiburan. ‘Hitung-hitung promo biar makin banyak yang nyari tau siapa gue gitu kan?’ Sementara itu, Ara meninggalkan studio yang tengah aktif tersebut, menuju ke ruangan yang tepat berada di samping kirinya. Ruangan itu b