Suasana hatinya tidak pernah sejelek ini. Tanpa alasan yang jelas Amira membenci keramaian dan senyum yang semua orang kenakan. Tadinya Amira pikir, ia akan ikutan hanyut dalam kebahagiaan Divya dan Ammar. Tapi salah. Amira merasa sesak, air matanya semakin nyata di tiap detiknya seiring dengan ia melihat bagaimana Ammar merengkuh pinggang Divya begitu mereka berdua selesai bertukar cincin. Keduanya tampak begitu bahagia, keluarga dari dua belah pihak bahkan tidak pernah berhenti tersenyum dan tertawa. Sekalipun mereka adalah orang yang ia sayangi, Ayah, Bunda, Kakek, Om dan yang lainnya.. tetap saja senyum mereka terasa menambah kesedihannya. Hal yang paling disyukurinya saat ini hanyalah fakta bahwa Egin dan Rehan tidak bisa berlama-lama karena mereka akan memulai perjalanan bulan ma