Tidur yang Tertunda.

1009 Kata

Jam dinding di ruang belajar keluarga Ludwig sudah hampir menunjuk ke angka dua belas malam. Jarum panjang bergerak pelan, detaknya terdengar jelas di tengah sunyi malam. Kertas-kertas berantakan di meja besar, sebagian terlipat, sebagian hanya bertumpuk tanpa urutan. Layar laptop Axel masih terbuka, menampilkan draft bab skripsi penuh coretan revisi. Cahaya lampu chandelier yang menggantung tinggi menerangi ruangan dengan pancaran kuning keemasan, memberi kesan hangat namun mulai terasa menekan. Sejak sore tadi mereka berdua bekerja tanpa henti. Kini, tubuh masing-masing mulai menyerah pada lelah. Axel duduk di kursi dengan kepala hampir jatuh ke meja. Kelopak matanya berat, beberapa kali sempat menutup, lalu terbuka paksa hanya untuk kembali menunduk. Rambutnya berantakan, kemejanya su

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN