Keesokan harinya, kecurigaan Axel terasa setebal kabut yang menyelimuti Jakarta. Pesan dingin Luna tentang 'pergi ke luar kota dengan Tante Clara' dan hilangnya Hayes yang misterius, ditambah dengan penemuan rambut cokelat gelap di kamar Ayahnya, telah meracuni setiap pikiran Axel. Ia tahu ia tidak bisa lagi diam. Ia harus memancing Hayes, meskipun ia tahu konfrontasi langsung akan menghancurkannya. Axel memutuskan untuk menggunakan senjata tertajamnya: makan malam. Malam itu, Axel sengaja menyiapkan makan malam di rumah besar itu, sebuah tradisi keluarga yang sudah lama ditinggalkan. Ia memastikan meja makan diatur dengan sempurna, sebuah upaya untuk menciptakan ilusi normalitas. Tepat pukul tujuh malam, Hayes Ludwig muncul. Ia baru saja kembali dari kantor, aura dominasinya seberat bat

