Bab 49. Kabar Buruk

1149 Kata

“Saya periksa dulu, ya? Tolong istrinya ditenangkan, Pak.” Ivan berusaha bicara setenang mungkin. Ben menggenggam tangan Kaia erat. Sementara Kaia sudah menangis dengan wajah pucat. Perutnya sudah tidak sesakit tadi, tapi ia punya firasat bahwa janin yang dikandungnya sepertinya tidak bertahan. “Tolong bilang anak saya masih baik-baik aja, Dok.” Kaia terisak. Ben menunduk, mencium kening Kaia yang basah oleh keringat. “Berdoa, ya? Kita berdoa semoga ini bukan pertanda buruk untuk anak kita.” “Pak Ben, tolong bilang kalau anak kita baik-baik aja.” Kaia merengek, menatap Ben penuh harap. Tangannya yang bebas mencengkram kerah kemeja Ben erat. Hati Ben teriris melihat Kaia begini. Ia menyandarkan keningnya di kening Kaia sambil berbisik lembut. “Apapun yang terjadi, kita berdoa buat yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN