Bab 92. Kelahiran Si Kembar

1156 Kata

“Aku minta maaf soal kejadian itu,” kata Bela ketika ia dan Kaia duduk berhadapan di ruang manajemen lantai dua. “Kejadian apa?” Bela menghela nafas pelan, meneguk air mineral miliknya. “Soal gaun itu dan … gelang perak di pernikahan kakakku.” Kaia menatap Bela lekat. Ada satu hal yang Kaia kagumi dari Bela, kepercayaan dirinya. Lihatlah, meski ia sedang meminta maaf tapi Bela sama sekali tidak terlihat merendahkan diri. Duduknya tetap tegak, dagunya tetap terangkat, sorot matanya sama sekali tidak goyah. “Kenapa baru minta maaf sekarang?” Kaia tidak menghitung permintaan maaf berupa video yang diunggah oleh Bela sebelum masuk penjara itu. Itu jelas bukan permintaan maaf yang tulus. “Karena aku benar-benar merasa bersalah. Apapun alasanku saat itu, tindakanku sama sekali tidak bisa di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN