“Yang ini kayak kurang sesuatu deh.” Kaia berkomentar setelah mencicipi salmon aburi sushi buatan Febrian. “Tapi apa ya?” “Aku membuat semua menunya masih sesuai basic sushi. Tapi kalau kamu mau berkreasi sedikit sehingga menu ini hanya bisa dinikmati di restoranmu, aku bisa melakukannya.” Febrian berkata dengan penuh percaya diri. “Oh ya?” Kedua mata Kaia berbinar senang. “Contohnya?” “Seperti yang kamu makan, basic-nya seperti itu. Tapi coba dengan ini.” Febrian mengeluarkan sebuah jeruk yuzu dan parutan, lalu memarut kulit jeruknya dan menaburnya di atas salmon aburi sushi itu. “Sekarang coba makan.” Kaia mengambil sepotong dan melahapnya. Kedua matanya kembali berbinar. “Jadi beda, ya? Lebih segar dan ada aromanya.” Senyum puas terbit di wajah Febrian. “Sekarang coba dengan ini.”