“Nanti Angga yang menjelaskan apa saja pekerjaan yang bisa diwakilkan olehmu.” Ben bicara dengan Farel lewat telepon. “Untuk beberapa bulan ke depan Papa nggak bisa terlalu sibuk, Kaia sedang hamil anak Papa dan butuh perhatian penuh.” “Kaia hamil anak Papa?” Suara Farel terdengar terkejut. “Jangan panggil namanya begitu, Farel. Dia tetap mamamu.” Ben bisa mendengar Farel mendengus kasar di ujung telepon. Dan ini membuat Ben mengernyit curiga. Sebenarnya ia sudah curiga sejak melihat Freya yang sama sekali tak menutupi kebenciannya pada Kaia. Tapi ia tetap diam karena Kaia tampak terusik dengan tensi ketegangan yang selalu terbangun saat mereka makan malam bersama. “Kenapa?” tanya Ben kemudian. “Istriku kan juga hamil, Pa. Bukan dia doang yang butuh perhatian penuh.” Ben menarik naf