Kaia berjongkok, melindungi kepalanya dengan kedua tangan. Nafasnya memburu, jantungnya berdegup tak karuan. Tapi … ia tak merasakan apapun di tubuhnya. Bukankah harusnya ia tertimpa panel kayu yang sangat berat itu? Tapi kenapa ia tak merasakan sakit atau benda berat menimpa tubuhnya? “Ugh ….” Suara erangan kesakitan seorang pria akhirnya menyadarkan Kaia. Ia mendongak, melepaskan kedua tangan yang melindungi kepalanya tadi. “Pak Herman?!” “Keluar, Bu. Cepat!” lirih Herman, mandor tukang yang ternyata berhasil menghalangi panel kayu menimpa tubuh Kaia. Kaia melirik tangan Herman yang menahan panel kayu itu, terlihat gemetaran dan … berdarah. Maka ia segera keluar dari sudut sempit yang terbentuk antara panel kayu dan lantai. Tepat setelah Kaia keluar, dua orang tukang yang tadi men