“Kai …,” desah Ben tertahan saat Kaia mendorong tubuhnya hingga membentur meja di belakangnya. Namun, Kaia seolah tak mendengar suara Ben. Ia terus mencium Ben dengan rakus. Tangannya sudah sibuk membuka kancing kemeja sang suami. “Mas … aku kangen banget.” Kaia melenguh tertahan saat kedua tangannya bersentuhan dengan tubuh polos Ben. “Kamu bikin aku gila, Kai,” geram Ben sambil menurunkan resleting dress Kaia dan meloloskan pakaian itu ke lantai. “Kamu pikir kamu nggak bikin aku gila?” balas Kaia dengan kedua tangan sibuk melepas sabuk dan celana Ben. “Berapa minggu kamu ninggalin aku, Mas? Belum lagi kemarin katanya pingsan di Sumatera sana tapi sekarang tiba-tiba ada di sini?” “Kai … argh!” Ben mengerang kencang saat Kaia meremas miliknya yang sudah mengeras. “Sakit?” “Enak– arg