Bab 47. Terbongkar

1328 Kata

Seharian ini, Farel sama sekali tidak fokus. Kalimat di dalam surat Freya terus terngiang-ngiang di kepalanya. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja dengan gerakan ritmis. Farel sangat ingin membuktikan kalimat dalam surat Freya itu. Tapi entahlah, ia ragu. Maka ia mencoba menelepon Wahyu. “Halo, Om, apa kabar?” sapanya basa-basi begitu Wahyu mengangkat teleponnya. “Baik. Ada apa nih tumben telepon, Rel?” Sepertinya Wahyu tidak sedang berada dalam suasana hati yang nyaman untuk basa-basi. Tentu saja, beberapa masalah yang menimpa perusahaan dan personal Ben benar-benar menyita waktunya akhir-akhir ini. Farel menarik nafas dalam, mengenyahkan keraguan. “Om yang ngurus surat wasiat dan warisan Papa kan?” Wahyu terdiam sejenak, kemudian menjawab singkat. “Iya. Kamu tahu itu sejak lama,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN