“Apa yang sebenarnya kamu lakukan, Freya?” Salma meradang begitu membuka pintu kamar kost yang menjadi tempat tinggal Freya sementara selama beberapa hari terakhir.
“Nek, ada apa?” Freya yang sedang menyantap nasi bungkus sebagai makan malamnya langsung berdiri.
“Duduk.” Salma memberi perintah tegas, menunjuk tepi ranjang.
Freya menurut dan duduk berhadapan dengan sang nenek di tepi ranjang. Ia harus patuh pada Salma, mengingat kini hidupnya berada di tangan Salma. Neneknya itu adalah satu-satunya orang yang tahu soal keberadaannya di sini.
Sudah dua minggu ia tinggal di kamar kos sempit ini yang berada di daerah Cisarua. Pemilik kosnya adalah teman dekat Salma. Jadi Salma bisa ‘menyembunyikan’ Freya sementara di sini.
“Kenapa, Nek? Kenapa datang-datang Nenek tiba-tiba marah begini?”
