Bab 45. Rutinitas Malam

1152 Kata

“Bapak habis olahraga berat atau angkat beban?” Dokter bedah bertanya pada Ben sambil menggerakkan probe USG di atas luka bekas operasi di perut Ben. Kaia berdiri gelisah di samping Ben, menatap layar monitor meski ia tak mengerti gambar apa yang sedang diperhatikan dokter bedah itu. Ben tampak berpikir sejenak. “Cuma berenang sih, Dok.” “Berenang?” Dokter bedah mengalihkan tatapannya pada Ben. “Harusnya itu nggak masalah. Atau mungkin angkat beban?” “Angkat beban?” ulang Ben dengan nada bertanya. Lantas saat tatapannya bersirobok dengan Kaia, barulah ia teringat sesuatu. Seolah mengerti apa yang dipikirkan Ben, wajah Kaia langsung memerah. Bukankah apa yang mereka lakukan semalam bisa dihitung sebagai olahraga berat? Apalagi Ben menggendong Kaia dari kolam ke kamar mandi. Bukankah i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN