12

1723 Kata
Di sebuah meja kerja tampak seorang gadis gemuk dengan perban di tangan kirinya sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang hampir seminggu ia tinggalkan gara-gara peristiwa yang membuat tangan kirinya menjadi luka seperti ini. Rania masih ingat betul bagaimana peristiwa yang menimpanya seminggu yang lalu. Waktu itu ia sudah memberitahu Pak Orion beserta sang mama agar tidak masuk ke ruang meeting tempat Pak Reynold dan beberapa stafnya yang sedang melakukan meeting. Karena sang bos sudah berpesan pada dirinya agar meeting ini tak ada yang ganggu. Jika sang bos butuh sesuatu ia akan memanggil Rania ke ruangan meeting. Tapi Pak Orion dan sang mama tak menggubris semua perkataan Rania bahkan mereka nekat untuk tetap masuk. Rania berusaha menghalangi Pak Orion dan sang mama untuk masuk tapi ternyata tenaganya kalah kuat untuk menghalangi mereka masuk. Dan akhirnya Pak Orion mendorong tubuhnya dan karena Rania tak siap ia pun tanpa sengaja menabrak pigura yang lumayan besar dan jatuh mengenai tubuhnya. Karena reflek piguranya akan jatuh ia melindungi kepalanya dengan tangannya yang berakhir dengan pecahan kaca itu terkena ke tangannya. Rania masih ingat betul bagaimana rasa sakit yang ia rasakan ketika pecahan kaca itu menembus kulitnya. Ia sudah tak ingat apa-apa lagi karena pandangannya mulai kabur karena sepertinya darah terus menetes dari tangannya. Hal terakhir yang ia ingat sebelum akhirnya pingsan adalah suara sang bos. Setelah itu ia tak ingat apa-apa lagi. Dan ketika bangun ia sudah ada di rumah sakit. Dan gara-gara itu tangan kirinya harus mendapat jahitan yang cukup banyak karena memang pecahan kaca itu menembus kulit mulusnya. Dokter juga menjelaskan untuk sementara waktu ia tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan yang berat hingga bekas jahitannya mengering. Dan dokter Mario juga berpesan untuk rutin melakukan kegiatan kontrol agar lukanya bisa sering dibersihkan. Tapi untung saja setelah penanganan yang tepat semua berjalan dengan lancar. Walaupun begitu Rania masih kesulitan dalam beraktivitas. Bayangkan saja Rania yang memang kidal secara tiba-tiba tangan kirinya tak boleh di gunakan untuk beberapa waktu sampai jahitan di tangannya mengering dan kondisinya sudah Ok. Sebenarnya sang bos sudah memberinya izin untuk tak masuk kerja sampai lukanya benar-benar sembuh tapi Rania merasa tak enak terlalu lama tidak masuk kerja. Bahkan ia sudah seminggu ga masuk karena memang dokter tak mengizinkan dirinya untuk bekerja sementara waktu. Tapi Rania dasar ga suka menaati aturan akhirnya mulai kemarin ia kembali bekerja. Walaupun hanya memakai tangan kanan untuk bekerja, Rania bisa segera menyesuaikan diri. "Rania keruangan saya sekarang!" Perintah Reynold di ujung telepon Rania pun segera bergegas untuk masuk ke ruangan sang bos. Ia tak mau mengecewakan sang bos. "Bapak perlu sesuatu?" Tanya Rania "Kapan kamu kontrol ke rumah sakit lagi?" Tanya Reynold sambil memandang Rania "Nanti sore pak setelah pulang kerja saya akan ke rumah sakit lagi." Jawab Rania "Kalau begitu cancel semua jadwal saya hari ini. Dan saya akan mengantar kamu ke rumah sakit untuk kontrol." Kata Reynold santai "Hahhh. Bapak ga perlu repot-repot mengantar saya ke rumah sakit. Saya bisa berangkat sendiri. Dan hari ini bapak ada janji meeting dengan Pak Yanuar salah satu partner bisnis bapak." Kata Rania kaget "Batalkan janji saya dengan Pak Yanuar dan buat janji meeting yang baru dengan Pak Yanuar di lain hari. 1 jam lagi saya tunggu kamu di mobil. Kita berangkat ke rumah sakit." Perintah Reynold "Tapi pak." Kata Rania mencoba menolak "Tidak ada penolakan. Cepat lakukan saja perintah saya." Kata Reynold tegas "Baik pak saya akan lakukan perintah bapak." Jawab Rania pasrah Rania pun segera keluar dari ruangan sang bos dan menghubungi sekretaris Pak Yanuar untuk membuat janji meeting ulang dengan Pak Yanuar. Rania juga tak habis pikir ia merasa sikap sang bos sedikit berbeda dengannya beberapa hari ini. Ia merasa sang bos begitu perhatian padanya. Terkadang ia merasa tidak enak dengan sikap yang pak bos lakukan padanya. Tapi Rania selalu berpikir positif jika mungkin sang bos merasa bersalah dengan apa yang menimpanya kemarin. Gara-gara sikap keluarganya membuatnya terluka. Sementara itu di sebuah ruangan yang besar Reynold masih melihat gadisnya yang baru saja keluar dari ruangan. Ia tak habis pikir dengan jalan pikir gadisnya itu. Ia sudah memberikan waktu libur pada gadisnya sampai luka di tangannya sembuh total tapi apa yang ia lihat kemarin. Ketika ia berangkat ke kantor ia melihat gadisnya sudah duduk di kursi kerjanya. Dengan senyum yang akan selalu membuat dirinya jatuh cinta. Sebenarnya Reynold senang ketika melihat gadisnya sudah ada disini lagi. Tapi ketika ia melihat tangan kirinya yang masih di perban tiba-tiba ia merasakan sakit di hatinya. Ia tahu bagaimana sakitnya luka di tangannya tapi ia tak pernah menunjukkan muka sedih sama sekali. Bahkan ketika ia sadar di rumah sakit, Reynold sempat menawarkan kepada gadisnya untuk menuntut balik Orion dan sang mama. Tapi apa yang ia dengar sungguh di luar dugaan. Dia bilang ia sudah memaafkan Orion dan sang mama. Bahkan ia bilang ini cuma kecelakaan dan ia juga kurang hati-hati sehingga bisa membuat tangannya terluka. Dan kata-kata Rania itu semakin menguatkan Reynold untuk menjadikan Rania miliknya. Ia tak pernah membiarkan orang lain membuatnya terluka lagi. Dan jika ada orang lain yang membuatnya terluka atau bersedih maka mereka akan berhadapan dengan dirinya. Rania dan Reynold sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk memeriksa keadaan tangan Rania. Kali ini Reynold membawa mobilnya sendiri tanpa bantuan sopir. Ia memang ingin menghabiskan waktu berdua dengan gadisnya. Sementara Rania sepertinya sedang sibuk dengan HP di tangannya. "Pak saya sudah mengatur jadwal ulang meeting dengan Pak Yanuar. Nanti beliau akan menghubungi lagi ketika sudah mendapatkan waktu yang pas. Dan untuk jadwal hari ini juga sudah saya cancel semua. Tadi saya juga sudah mengirim laporan dari bagian keuangan ke email bapak. Untuk laporan yang lain masih saya kerjakan. Nanti kalau sudah selesai semua akan langsung sang kirim." Kata Rania menjelaskan "Rania stop ngomongin soal kerjaaan. Kita bahas kerjaan besok. Dan ingat jangan panggil saya bapak kalau kita tidak di kantor." Kata Reynold mengingatkan "Baik pak eh Reynold maksudnya." Kata Rania gugup Reynold dan Rania pun segera masuk ke rumah sakit. Rania tampak risih berjalan di samping bosnya itu. Banyangkan saja penampilan bosnya itu setiap hari sangat sempurna. Rania yakin banyak perempuan yang tergila-gila padanya. Dan sekarang dirinya yang jauh dari kata sempurna berjalan di sampingnya. Bahkan Rania bisa melihat tatapan tidak suka orang-orang yang melewati jalan mereka ketika Rania berjalan di samping sang bos. Rania sudah berada di ruang tunggu di depan ruang dokter yang merawatnya. Dan ia mendapat no.3 untuk nomer antriannya. Sedangkan sekarang yang masuk no. 2. Sedangkan sang bos tadi harus menerima telepon jadi ia pergi agak menjauh agar tidak menggangu. "Wah mbaknya beruntung banget. Ke dokter diantar sama pacarnya yang ganteng banget." Kata ibu-ibu yang duduk di samping Rania "Dia bukan pacar saya Bu." Kata Rania menjelaskan "Udah deh mbaknya ga usah banget. Saya bisa liat loh pacar mbaknya sayang banget sama mbaknya. Saya bisa lihat dari matanya kalau pacar mbaknya sayang banget sama mbaknya." Kata ibu-ibu itu Sebenarnya Rania ingin membantah lagi tapi suster sudah memanggil namanya untuk segera masuk dan diperiksa. Rania pun segera masuk untuk segera diperiksa. "Maaf dok saya tadi ada telepon. Bagaimana keadaan Rania." Tanya Reynold yang masuk tiba-tiba "Kondisinya sudah membaik tinggal tunggu luka jahitnya mengering. Dan harus rutin untuk dilakukan penggantian perban. Jadi di usahakan seminggu sekali harus datang ke rumah sakit agar bisa di ganti perban dan akan diberi obat agar lukanya cepat kering." Kata dr. Mario menjelaskan "Baik dok. Saya pastikan Rania akan rutin datang ke rumah sakit untuk melakukan perawatan." Kata Reynold "Kalau begitu mungkin nanti malam Rania agak demam jadi saya akan memberi resep untuk menurunkan demamnya. Dan saya juga akan memberikan vitamin agar lukanya cepat kering." kata dr. Mario memberikan resep pada Reynold Sedangkan Rania baru saja selesai melakukan penggantian perban dan pembersihan oleh suster. "Kamu tunggu sini biar saya beli obatnya dulu." Kata Reynold "Tapi Reynold biar saya aja yang beli." Kata Rania mencoba menolak "Udah kamu tunggu sini biar saya yang urus semua." Kata Reynold yang sudah pergi meninggalkan Rania Rania pun hanya bisa pasrah dan menunggu sampai sang bos kembali. "Rania." Panggil seseorang Rania yang merasa namanya dipanggil lalu berbalik. Dan ia terkejut ketika melihat siapa yang memanggilnya. "Vanesha" kata Rania tak percaya "Wah ternyata gue ga salah lihat. Ini memang benar loe. Udah lama ga ketemu dan loe masih sama kayak dulu. Cewek gendut, udik, dan kampungan. Gue ga nyangka bisa ketemu loe disini." Kata Vanesha sinis Vanesha Pratistha primadona di SMA dimana Rania bersekolah dulu. Cewek yang memiliki segalanya. Selain cantik ia juga pintar dan kaya raya. Pokoknya ia selalu menjadi nomer 1 di segala bidang di sekolah. Dan semua itu hilang ketika Rania masuk SMA yang sama dengan Vanesha. Dalam sekejap Rania mengambil semua perhatian yang selalu Vanesha dapat. Mungkin Rania tidak cantik dan tidak kaya tapi sikapnya yang supel dan ramah serta otaknya yang encer membuatnya dengan mudah di sukai banyak orang. Dan itu membuat Vanesha tidak suka. Bahkan Rania sempat merasakan bagaimana rasanya di Billy oleh Vanesha dan gengnya. Rania sebenarnya ingin kabur dari sekolah itu tapi ia tak bisa. Rania yang masuk sekolah itu dengan jalan beasiswa mau tak mau harus menyelesaikan sekolah dengan hasil yang terbaik. Walaupun itu tidak mudah tapi nyatanya Rania bisa lulus dengan hasil yang terbaik. Hingga lulus sekolah ia tak pernah lagi bertemu dengan Vanesha. Rania selalu berusaha tidak berhubungan dengan Vanesha agar tidak terlibat masalah dengannya. "Gimana kabar kamu Vanesha." Tanya Rania berusaha bersikap ramah "Ga usah sok baik deh loe. Gue muak sama sikap polos loe. Gara-gara loe datang gue ga bisa jadi yang terbaik lagi. Dan loe ambil semua perhatian semua orang dengan sikap munafik loe." Kata Vanesha menghina Rania "Saya sudah pernah bilang sama kamu kalau saya tak pernah punya pikiran seperti itu. Saya hanya ingin fokus belajar karena saya masuk ke SMA karena beasiswa. Jadi saya belajar keras agar beasiswa saya tidak di cabut. Saya juga sudah sering minta maaf kalau saya punya salah sama kamu." Kata Rania sopan "Cuihhh.. gue ga mempan sama akting busuk loh. Tapi gue ga peduli lagi sama loe. Gue yang dulu beda sama gue yang sekarang. Dan gue yakin loe pasti masih aja jadi itik buruk rupa. Ga akan pernah ada laki-laki yang mau sama loe." Kata Vanesha sinis " Siapa bilang tidak ada laki-laki yang mau dengan Rania." Kata seseorang di depan Rania "Reynold" kata Rania tak percaya "Perkenalkan saya Reynold Johson dan saya adalah calon suami Rania Wulandari." Kata Reynold tegas dan pasti "Apa??" Kata Vanesha tak percaya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN