Kembali Sania malam ini satu kamar dengan Dion. Duda yang sudah tidak duda lagi menatap pada Sania dengan senyuman m***m dari lelaki tersebut. Sania meletakkan bantal di tengah dirinya dan Dion. Menatap tajam Dion yang menaikkan sebelah alis. Karena melihat kelakuan Sania ini. “Apa yang kau lakukan?” Tanyanya. Sania tertawa sinis. “Tentu saja kasih pembatas! Memangnya apalagi?!” Tanya Sania sewot. Dion terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Sania. Lalu lelaki itu menggeleng. “Nggak! Pokoknya nggak ad pembatas!” Kata Dion melempar bantal itu sejauh mungkin. Enak saja. Dion tidak memeluk kutang Sania lagi. Dia sekarang sudah memeluk Sania yang sungguhan. Kenapa harus memakai pembatas segala? Dion tidak menerima apa yang dilakukan oleh wanita itu padanya. Pokoknya. Dia mau peluk Sa