Reza tengah menatap Anjani yang sedari tadi tertunduk. Wanita itu memainkan jari jemarinya, sedangkan otaknya sedang bekerja keras. Menyusun kata demi kata yang akan berubah menjadi sebuah kalimat, yang nantinya akan ia jadikan alasan kenapa dia tak menceritakan semuanya pada Reza. "Udah lebih tenang, kan?" tanya Reza lembut. Dia tak seharusnya menghadapi Anjani dengan hati yang diselimuti oleh amarah. "Iya." Anjani mengangguk. "Ceritakan semuanya, aa janji nggak akan marah," kata Reza dengan intonasi suara yang membuat Anjani tenang dan percaya, kalau memang lelaki itu tak akan marah jika dia menceritakan semuanya. "Janji nggak marah?" tanya Anjani dengan suara bergetar. Seperti seorang anak yang ketahuan berbohong oleh orang tuanya, dan kini sedang di interogasi. "Iya, janji."