Ziah juga menatap wanita di hadapannya. "Kak Wira, dan Ibu ada?" Tanya wanita itu. "Aa Wira ke Banjarbaru, Ibu di rumah Kak Wina, adik Aa Wira. Kakak ini siapa?" "Ehmm, aku Hilda." "Hilda.... " Ziah terus menatap lekat wanita cantik di hadapannya. Ziah tahu, wanita inilah yang dulu harusnya menjadi mempelai suaminya. "Ada apa mencari suami, dan Ibu mertuaku?" Ziah sengaja menekan kata suami, dan ibu mertuaku. "Aku kabur dari rumah suamiku, aku ingin menginap di sini beberapa hari kalau boleh," jawab wanita itu enteng sekali. "Maaf ya, Kakak. Setahu aku Kakak masih punya orang tua, untuk apa menginap di sini?" Suara Ziah tetap lembut, meski ada rasa kesal di dalam hati. "Suamiku pasti akan menemukan aku, kalau aku pulang ke rumah orang tuaku." "Maaf ya, Kakak. Setahu aku, istri