Suara tangis tertahan langsung memenuhi lorong NICU. Celina menutup mulutnya, tubuhnya bergetar hebat. Darren menggenggam tangannya erat, menahan air mata yang mendesak keluar. "Dia sadar ... Mas, dia sadar," gumam Celina, suaranya nyaris tak terdengar. Dokter Theresia melangkah masuk ke dalam NICU dengan cepat bersama dua perawat. Mereka segera memeriksa tanda-tanda vital Alby, sementara tubuh mungil itu masih terbaring lemah namun kini menunjukkan gerakan kecil. Mata bulatnya terbuka perlahan, berkedip seperti mencari cahaya yang dikenalnya. Darren menempelkan wajahnya ke kaca, tak sanggup menahan haru. “Itu … benar-benar dia, Celina … mata itu ....” Karina menangis di pelukan Julian, sementara pria paruh baya itu hanya menatap dalam diam—matanya memerah, dadanya naik turun menahan