Tubuh mungil Alby mulai kejang. Otot-otot kecilnya menegang dan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Matanya menutup rapat sementara napasnya tersengal. Monitor di sisi ranjang mengeluarkan bunyi bip-bip cepat dan tajam—detak jantungnya melonjak drastis. “ALBY!!” jerit Celina, suaranya pecah. Darren membeku sejenak, tapi nalurinya bergerak lebih cepat. Ia menekan tombol ‘darurat merah' di dinding sambil berlari ke luar kamar. “DOKTER! PERAWAT! TOLONG!! ANAK SAYA KEJANG!!” Suara Darren menggema di koridor. Beberapa pengunjung yang duduk menoleh panik. Namun ia tak peduli. Ia ingin dunia tahu bahwa anaknya dalam bahaya. Beruntung, dokter Theresia baru saja selesai dari ruangan sebelah. Begitu mendengar teriakan Darren, ia langsung berlari, jas putihnya berkibar. Dua perawat ikut bergegas di