Celina memalingkan wajahnya, menghindari tatapan dalam Darren yang seolah bisa menembus hatinya, bahkan ia pun tidak menjawab pertanyaan Darren. Ia tidak percaya begitu saja pada ucapan pria itu. Kenangan pahit masih melekat kuat, mengingatkan dirinya betapa dulu ia harus berjuang sendiri, melawan kesakitan yang ditorehkan oleh pria itu. Darren menatapnya lekat, berusaha memahami mengapa Celina begitu keras kepala menolak kenyataan. Ia tidak akan putus asa. Tidak kali ini. Di sela-sela ketegangan yang memenuhi ruangan, suara Alby memecah suasana. "Mommy, Alby au inum," pinta Alby polos, tatapannya masih berbinar meski mulutnya penuh dengan remahan cake. Celina langsung beranjak dari duduknya. "Mommy ambilkan dulu, ya, Sayang. Tunggu di sini." Darren hanya diam, memperhatikan bagaimana