Gedung Mahendra Group, Jakarta – Pukul 10.15 WIB Alby duduk bersandar di kursinya, kedua tangan menyilang di depan d**a. Matanya menatap ke luar jendela, tapi pikirannya mengembara jauh dari pemandangan gedung-gedung tinggi itu. Sesekali ia melirik layar ponselnya, berharap ada notifikasi masuk—tetapi nihil. Ia tidak biasanya merasa seperti ini. Bukan terhadap sekretaris. Bukan terhadap karyawan. Tapi Nirina… lain. Ada sesuatu yang tak bisa dijelaskannya. Gadis itu bukan tipe yang biasa menarik perhatian di dunia bisnis glamor ini. Wajahnya biasa, bahkan sering diejek mirip karakter Betty la Fea versi lokal oleh staf lain. Tapi Alby justru menyukai keteraturannya, kedisiplinannya, dan caranya berbicara yang lugas namun tetap sopan. Dan sekarang, absennya Nirina membuat pagi ini teras