Telepon dari Ayu membuat Talita ketar-ketir sekaligus kesal. Bagaimana bisa rencana yang ia susun bersama Ayu tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia harus melarikan diri secepat mungkin, hanya saja ia harus bersembunyi terlebih dahulu. Akhirnya wanita itu memilih untuk bersembunyi di hotel tempat ia makan.
Talita duduk gelisah di dalam kamar hotel, tangannya terus-menerus mengecek ponselnya, berharap ada pesan atau telepon dari Riko. Namun, tidak ada apa pun. Sunyi.
“Riko, angkat teleponnya … sial!” gerutu Talita sambil membanting ponselnya ke atas ranjang. Ia memejamkan mata sejenak, berusaha berpikir jernih.
Wanita itu tahu ia tidak bisa lama-lama di tempat ini. Ia harus pergi, tapi ia memikirkan semua surat aset properti dan sumber dayanya yang tersimpan di ruang kerjanya tersebut. D
