Celina menunduk, berusaha menahan emosinya. Darren yang sejak tadi bersikap dingin kini tampak semakin berang. Ia tahu kalau pria itu mulai panik dengan kehadiran Karina. Tanpa banyak bicara, Celina berbalik dan melangkah menuju dapur kering. Namun, sebelum benar-benar pergi, ia bisa merasakan tatapan Karina yang masih menelusuri punggungnya, seolah berusaha mencari celah dari kebohongan yang tengah disusun Darren. Sementara itu, Talita menyilangkan tangan di depan dadanya, berusaha menahan kekesalan. “Mama ini aneh, deh. Kenapa malah sibuk ngurusin maid baru itu? Lagi pula, kalau aku merasa terganggu, itu hak aku, kan?” Karina menatap menantunya dengan tajam. “Hak kamu? Yang punya rumah ini siapa? Darren atau kamu?” Talita terdiam, sementara Darren mengusap wajahnya dengan kesal. “Ma