"Tidak perlu. Nanti membaik sendiri ini." Melihatnya saja Senja merasakan ngilu. Meski pria di depannya bilang tidak apa-apa. "Aku akan ke kantor setelah menemanimu sarapan. Ada pekerjaan yang sangat urgent. Selama aku pergi, kamu tinggal di sini saja nunggu sampai aku pulang." "Bagaimana jika tiba-tiba ada keluarga Mas datang ke sini?" "Tak mungkin. Kunci apartemen ini hanya aku dan Mbak Nur yang pegang." Senja mengambil ponsel dari dalam tas. Ada tiga panggilan tak terjawab dari Arga. Ia yakin, pasti mantan kekasihnya itu butuh penjelasan dengan apa yang terjadi tadi. "Ada apa?" tanya Sabda. "Mas Arga menelepon. Bagaimana jika dia cerita sama keluarganya Mas?" "Nggak apa-apa." "Pasti ini akan jadi masalah." Belum sempat menjawab, ponsel Sabda kembali berdering. Pria itu lanta