Marahnya Seorang Ibu 2

1018 Kata

"Terima kasih ya, kamu yang memiliki kehebatannya malam tadi," bisik Sabda yang kini masih membuatnya tersipu meski hanya sekedar mengingatnya. "Senja, kenapa senyum-senyum sendiri?" tegur ibunya yang sedang memetik kacang panjang. Pipi Senja makin merona merah. "Ingat masa kecil, Buk." Ah, jawaban sekenanya saja. Bu Hanum tersenyum sambil terus memilah mana kacang yang sudah bisa di petik. Senja memerhatikan hamparan tanaman padi dengan daunnya yang masih menghijau diembus angin pagi. Dulu banyak sekali burung gemak beterbangan di sela tanaman itu, telurnya yang ada bintik-bintik hitam dan disebut telur puyuh sering di ambil Senja untuk di bawa pulang. Masa kecil yang menyenangkan. Apakah anaknya kelak bisa menikmati apa yang ia lalui di masa kecilnya? Entahlah, sekarang saja kelebat b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN