Sarah duduk di balkon hotel di Thailand, angin pagi yang sejuk menyapu rambutnya, tapi hatinya terasa panas dan gelisah. Ia menatap ponselnya berulang kali, mencoba menghubungi Kavindra. Beberapa kali ia menekan tombol panggil, tapi panggilan selalu gagal. Hatinya berdegup kencang, campuran antara cemas dan rindu yang membakar. “Kenapa… kenapa aku nggak bisa menghubunginya?” gumam Sarah pelan, suaranya serak karena perasaan takut yang perlahan muncul. Ia tahu jarak Thailand dan Jakarta tidak terlalu jauh, perbedaan jam pun tidak signifikan, tapi ponselnya seakan menolak untuk tersambung. Sarah menatap horizon, mencoba menenangkan diri, tapi rasa rindu dan takut terus menekan d**a. Sementara itu, di Jakarta, Kavindra berada di kantornya yang besar, menatap layar komputer dengan wajah tega