Pagi menyapa dengan sinar matahari lembut yang masuk melalui jendela apartemen Kavindra. Saras sudah bangun lebih awal, bergerak perlahan di dapur, menyibukkan diri menyiapkan sarapan. Aroma kopi hangat dan roti panggang mulai menyebar ke seluruh ruangan. Ia memastikan setiap detail sempurna—piring, gelas, sendok, semuanya tersusun rapi.
Saat Kavindra muncul dari kamar, mengenakan pakaian santai, ia tersentak sedikit melihat Saras yang sudah berdiri di dapur dengan apron tipis dan rambutnya tersisir rapi. Mata Kavindra menatap tajam, menahan rasa heran dan… sedikit tergoda.
“Pagi, Pak… Sarapan sudah siap,” suara Saras terdengar lembut, manja namun tetap penuh kontrol, seperti menekankan peran yang sedang ia mainkan.
Kavindra hanya menatapnya sejenak, terdiam. Ada sesuatu yang membuatnya
