Udara siang itu hangat, matahari memancar terang dari balik jendela apartemen Fiona yang tidak terlalu besar tapi masih cukup layak untuk ditinggali. Dapur kecilnya dipenuhi aroma yang begitu menggoda: perpaduan antara saus manis asin ayam teriyaki, harumnya ikan bakar, dan kuah bening yang mengepul di atas kompor. Fiona bergerak cekatan, menyendok sayur ke dalam mangkuk putih, lalu menyusun ayam dan ikan ke dalam wadah makanan dengan hiasan irisan timun serta tomat ceri di sampingnya. Ia mengenakan apron bermotif bunga, rambutnya dikuncir ke belakang. Sekali-kali ia menyeka keringat di pelipisnya sambil tersenyum kecil. Tangannya yang lincah bekerja tanpa henti, memotong buah sebagai penutup, lalu menyusun semuanya dalam satu kotak bekal yang rapi. Di meja makan, ia duduk sejenak sambil