Mentari pagi menari-nari di kelopak mata Kavindra, memaksanya membuka diri dari pelukan mimpi. Di sampingnya, Sarah masih terlelap, rambutnya yang kecoklatan berantakan di bantal. Kavindra terpaku, mengagumi setiap lekuk wajah istrinya yang damai. Hasrat yang sudah lama bersemayam dalam hatinya bergejolak, memaksanya untuk menyentuh, mencumbu, dan memiliki Sarah seutuhnya dalam ikatan yang sah sekarang. Perlahan, Kavindra mengulurkan tangan, menyentuh pipi Sarah dengan lembut. Kulitnya halus seperti sutra, membuat Kavindra semakin terangsang. Ia mengusap pipi Sarah, lalu turun ke lehernya, merasakan denyut nadi yang berpacu. "Mmmh..." Sarah menggeliat kecil, matanya perlahan terbuka. Ia mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya. "Kavindra? Kamu sudah bangun?" "Sud