Bab 26

1224 Kata

Sarah mondar-mandir di ruang tengah apartemennya. Telapak kakinya yang telanjang menjejak lantai marmer dingin, tapi pikirannya jauh lebih berisik dari apa pun. Sudah tiga kali dia menelepon Kavindra sejak pagi, dan tiga kali pula panggilannya masuk ke nada tunggu, lalu mati. Tidak ada balasan pesan. Tidak ada notifikasi dari lelaki itu. Padahal, kemarin Kavindra sempat mengirim pesan singkat bahwa dia akan pulang hari ini. Tapi hingga sore berganti malam, tidak ada tanda-tanda kemunculannya. Sarah menghempaskan tubuhnya ke sofa, meraih ponsel, dan mencoba menelepon sekali lagi. Tetap tidak dijawab. Ia mengetuk layar ponsel, lalu menekannya ke d**a sambil memejamkan mata. Matanya melirik jam dinding. Sudah hampir pukul delapan malam. Perutnya belum terisi apa-apa selain kopi dan kesal se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN