Bab 10

1109 Kata
Sarah terpaku di atas ranjang kamar hotel mewah itu, jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang. Di hadapannya, berdiri Kavindra, pria yang seharusnya menjadi bagian dari masa lalunya, kini menjelma menjadi sosok yang menakutkan sekaligus memikat. "Kavindra..." bisiknya lirih, suaranya nyaris tak terdengar di antara gemuruh ketakutan yang melandanya. Kavindra menyunggingkan senyum sinis, matanya menelanjangi Sarah dengan tatapan lapar. "Layani aku, Sarah. Kau sudah kubayar mahal untuk malam ini." Sarah menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya terasa kaku, seolah ada rantai tak kasat mata yang mengikatnya di tempat. "Aku... aku tidak yakin bisa melakukan ini," ucapnya terbata-bata. Kavindra tertawa mengejek. "Tidak yakin? Kau pikir aku bodoh? Aku datang ke dalam hidupku karena uang, kan? Jangan munafik." Sarah terisak pelan. "Aku tahu, tapi... ini terlalu cepat. Aku belum siap." Kavindra mendekat, mencengkeram dagu Sarah dengan kasar. "Siap atau tidak, kau harus melakukannya. Kau sudah berjanji." Sarah berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Kavindra, namun sia-sia. Tenaga pria itu terlalu kuat untuk dilawan. "Lepaskan aku. Kumohon..." Kavindra semakin mengeratkan cengkeramannya. "Jangan membuatku marah, Sarah. Kau tahu apa yang bisa kulakukan." Sarah menelan ludah pahit. Ia tahu betul ancaman Kavindra bukan isapan jempol belaka. Pria itu memiliki kekuasaan dan uang untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. "Baiklah... aku akan melakukannya," ucapnya pasrah. Kavindra melepaskan cengkeramannya, senyum kemenangan terukir di bibirnya. "Bagus. Sekarang, buka pakaianmu." Sarah terdiam, air mata mulai mengalir deras di pipinya. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak, tubuhnya diperjualbelikan seperti barang murahan. "Aku tidak bisa..." bisiknya lirih. Kavindra mendengus kesal. "Kau benar-benar ingin membuatku marah, ya? Jangan lupa, kau masih perawan. Aku bisa saja membatalkan kesepakatan ini dan membiarkanmu kembali ke kehidupan lamamu yang menyedihkan." Ancaman Kavindra bagai petir yang menyambar di siang bolong. Sarah tahu, ia tidak punya pilihan lain. Ia harus menuruti kemauan pria itu, meskipun hatinya menjerit perih. Dengan tangan gemetar, Sarah mulai membuka kancing blusnya satu per satu. Kavindra memperhatikannya dengan tatapan penuh nafsu, seolah ia adalah mangsa yang siap disantap. "Cepatlah, aku tidak punya banyak waktu," desis Kavindra. Sarah semakin mempercepat gerakannya, air mata semakin deras membasahi pipinya. Ia merasa seperti seorang p*****r, menjual tubuhnya demi sesuap nasi. Setelah blusnya terbuka, Sarah melanjutkan dengan membuka roknya. Ia berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangan, namun Kavindra dengan cepat menepisnya. "Jangan malu-malu, aku sudah membayar untuk melihat semuanya," ucap Kavindra dengan nada mengejek. Sarah hanya bisa pasrah, membiarkan Kavindra menelanjangi tubuhnya. Ia merasa seperti boneka yang dikendalikan oleh tali takdir yang kejam. Kini, Sarah berdiri telanjang di hadapan Kavindra. Ia merasa sangat malu dan hina, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kavindra mendekat, mengulurkan tangannya untuk menyentuh tubuh Sarah. Sarah tersentak kaget, berusaha menghindar dari sentuhan pria itu. "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu," ucap Kavindra dengan nada yang dibuat-buat lembut. Sarah tidak percaya. Ia tahu, Kavindra hanya menginginkan tubuhnya, bukan hatinya. Kavindra mulai menciumi leher Sarah, membuat bulu kuduknya meremang. Sarah berusaha menahan diri untuk tidak berteriak, namun ia tidak bisa. "hentikan..." bisiknya lirih. Kavindra tidak menghiraukan permohonan Sarah. Ia semakin gencar menciumi dan menjilati tubuhnya, membuat Sarah merasa jijik dan muak. "Kau sangat menggairahkan, Sarah," bisik Kavindra di telinga Sarah. Sarah memejamkan matanya, berusaha mengusir bayangan masa lalunya. Ia ingin melupakan semua yang terjadi, namun ia tidak bisa. Kavindra mengangkat tubuh Sarah dan membawanya ke tempat tidur. Sarah meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman pria itu. "Lepaskan aku. Kumohon..." Kavindra membanting tubuh Sarah ke atas tempat tidur. Sarah meringis kesakitan, namun ia tidak menyerah. Ia terus berusaha melawan, meskipun tenaganya semakin lama semakin terkuras. Kavindra menindih tubuh Sarah, menciumi dan menjilati seluruh tubuhnya. Sarah merasa sangat jijik dan muak, ia ingin muntah. "kumohon... hentikan..." Kavindra tidak menghiraukan permohonan Sarah. Ia semakin gencar menciumi dan menjilati tubuhnya, membuat Sarah merasa seperti barang yang kotor dan hina. Kavindra membuka celananya dan mengeluarkan kejantanannya. Sarah membelalakkan matanya, ketakutan melihat ukuran kejantanan Kavindra yang besar dan menakutkan. "Ini akan sakit, tapi kau harus tahan," ucap Kavindra dengan nada dingin. Sarah menggelengkan kepalanya, air mata semakin deras membasahi pipinya. Ia tidak ingin merasakan sakit, ia tidak ingin kehilangan keperawanannya. Kavindra memaksa membuka kedua kaki Sarah dan menempatkan kejantanannya di antara kedua pahanya. Sarah menjerit histeris, merasakan sakit yang luar biasa saat Kavindra mendorong kejantanannya masuk ke dalam tubuhnya. "Aaaarrgghhh... sakit..." Kavindra terus memaksakan diri, membuat Sarah semakin menjerit kesakitan. Ia merasa tubuhnya robek dan hancur, ia merasa seperti mati. Setelah berhasil menembus selaput daranya, Kavindra mulai menggerakkan kejantanannya di dalam tubuh Sarah. Sarah semakin menjerit kesakitan, ia tidak bisa menahan rasa sakit yang luar biasa. "kumohon... hentikan... aku tidak tahan..." Kavindra tidak menghiraukan permohonan Sarah. Ia terus menggerakkan kejantanannya dengan kasar, membuat Sarah semakin menjerit kesakitan. Setelah beberapa saat, Kavindra mencapai klimaksnya dan menyemburkan spermanya ke dalam tubuh Sarah. Sarah merasa jijik dan muak, ia ingin muntah. Kavindra menarik diri dari tubuh Sarah dan berbaring di sampingnya. Sarah masih terisak-isak kesakitan, tubuhnya terasa remuk dan hancur. "Kau sudah kubayar, jadi jangan merengek," ucap Kavindra dengan nada dingin. Sarah tidak menjawab. Ia hanya bisa menangis, meratapi nasibnya yang malang. Kavindra bangkit dari tempat tidur dan mengenakan pakaiannya. Ia tidak peduli dengan Sarah yang masih terbaring kesakitan di atas tempat tidur. "Aku pergi dulu. Jangan lupa, kau masih menjadi milikku untuk selamanya dan jangan pernah kabur lagi," ucap Kavindra sebelum keluar dari kamar hotel. Sarah hanya bisa terdiam, membiarkan Kavindra pergi meninggalkannya sendirian di kamar hotel yang mewah namun terasa dingin dan sepi. Ia merasa seperti sampah, tidak berharga dan tidak berguna. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Yang ia tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi setelah malam ini. Ia telah kehilangan keperawanannya, harga dirinya, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Sarah menatap langit-langit kamar hotel, air mata terus mengalir deras di pipinya. Ia merasa seperti terperangkap dalam mimpi buruk yang tak berujung. "Tuhan... tolong aku..." bisiknya lirih, berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkannya dari kehancuran. Namun, yang ia dapatkan hanyalah keheningan yang mencekam. Ia tahu, ia harus menghadapi kenyataan pahit ini sendirian. Dengan sisa tenaga yang ada, Sarah bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Ia ingin membersihkan tubuhnya dari noda dosa yang telah dilakukan Kavindra. Saat bercermin, Sarah terkejut melihat penampilannya. Wajahnya pucat pasi, matanya sembab, dan bibirnya berdarah. Ia terlihat seperti mayat hidup. Sarah menyalakan shower dan membiarkan air dingin mengguyur tubuhnya. Ia berharap air itu bisa membersihkan tidak hanya tubuhnya, tapi juga jiwanya yang terluka. Namun, air dingin itu tidak mampu menghapus rasa sakit dan trauma yang dialaminya. Ia tetap merasa kotor dan hina, seolah dosa itu telah meresap ke dalam setiap pori-pori tubuhnya. Setelah selesai mandi, Sarah mengenakan pakaiannya yang lusuh dan kembali berbaring di ranjang hotel dan menangis terisak. Dia sudah kotor. ARGHTTT! MEMANG SIALAN! DUNIA INI BEGITU JAHAT PADANYA. DIA BENCI MENJADI MISKIN!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN