Fiona duduk di dalam mobilnya yang diparkir tak jauh dari lobby apartemen mewah tempat tinggal Sarah. Matanya tertuju tajam ke pintu masuk gedung tinggi itu, matanya nyaris tak berkedip. Sudah hampir dua jam ia duduk di balik kaca film gelap mobilnya, memandangi setiap sosok yang keluar masuk, berharap salah satu dari mereka adalah lelaki misterius yang selama ini membiayai kehidupan adiknya. Ia tahu betul gaya hidup Sarah tak lagi sederhana seperti dulu. Tas desainer, sepatu hak tinggi dari rumah mode luar negeri, jam tangan mahal, dan apartemen yang bahkan Fiona sendiri tak mampu beli dengan kekasih kaya yang pernah ia miliki. Semua itu membuat rasa iri dan curiga bercampur jadi satu dalam benaknya. Beberapa hari terakhir Fiona mencoba merangkai semua petunjuk yang bisa ia temukan. Ia