Pagi itu, sinar matahari menembus tirai apartemen, memantul di dinding putih yang elegan dan perabotan yang ditata dengan cita rasa tinggi. Sarah berdiri di ambang pintu kamar dengan secangkir kopi di tangannya, menatap punggung Kavindra yang berdiri di depan cermin panjang di ruang ganti. Lelaki itu mengenakan setelan kerja berwarna navy, kemeja putih bersih yang baru disetrika, dan jam tangan hitam yang elegan melingkar di pergelangan tangannya. Sarah diam saja beberapa detik, memperhatikan bagaimana Kavindra menyisir rambutnya ke belakang, lalu membetulkan kerah jasnya dengan gerakan tenang, penuh kontrol. Setiap gerakan lelaki itu begitu tertata, begitu rapi, mencerminkan hidupnya yang terorganisir dan tidak mudah diganggu. Ia mendekat perlahan, meletakkan cangkir kopi di meja kecil