89. Sambutan Panas

1547 Kata

“Tidak mau ikut?” Shakila menggeleng. “Aku ingin di rumah saja," jawabnya. Ikut Julian ke kantornya tidak membuatnya ketagihan. Di sana dirinya juga tidak melakukan apapun. Dan ia trauma jika harus dipaksa belanja lagi seperti kemarin. “Baiklah. Jika ada apa-apa segera hubungi aku," kata Julian kemudian membalikkan badan dan melangkah pergi. “Ya, hati-hati," ucap Shakila dengan tangan melambai. Setelah pintu utama tertutup, raut wajah Shakila menjadi redup. Dirinya tak bisa berhenti memikirkan pikiran buruknya kemarin. Semua ini gara-gara Monik. Andai saja Monik tidak memberitahunya, mungkin ia tak akan kepikiran sampai seperti ini. Tapi, itu juga salahnya karena ia yang memaksa Monik menceritakan kehidupannya. “Hah ….” Shakila menghela nafas berat kemudian berbalik dan bersiap mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN